December 11, 2016

Setelah membaca-baca tulisan di blog ini akhir-akhir ini, sepertinya blog ini beralih fungsi menjadi tempat curhat..hahhaha

Ini masih cerita tentang pulau-pulau batu ini, tentang pulau-pulau di salah satu sudut sumatera utara ini, masih di kecamatan Tanah masa. Mendung,hujan, angin dan badai masih berlanjut. Hari sabtu, 3 desember kemaren setelah tour around pulau-pulau again kami kembali ke Pulau Tello ( kami punya base di Tello, walaupun base tetap kami ada di Baluta. Tapi kami sering ke Tello, di Tello ada sinyal sedangkan di Baluta tidak ada..haha) yang kebetulan pulau-pulau yg kami kunjungi dekat dengan Tello, jadi kami memutuskan untuk menginap di Tello dan beribadah disana. Keesokan harinya setelah ibadah minggu selesai, kami memutuskan untuk kembali ke Baluta, karena banyak hal yang harus segera dikerjakan sebelum kami liburan natal dan tahun baru nantinya.
Perjalanan Tello-Baluta ditempuh sekitar 1,5-2 jam dengan menggunanakan perahu bermesinkan robin (biasa kami pakai robin ama Erfin) ada juga biasanya kapal yang lebih besar dan kami biasa menyebutnya TS (biasa pake TS ama Romi). Awalnya perjalanan kami santai dan aman, tidak ada angin maupun badai karena matahari cukup cerah hari itu, tapi setelah sekitar 1 jam perjalanan, angin bertiup kencang dan gelombang dilaut jadi besar. Robin kami terombang ambing, awalnya agak sedikit takut tapi setelah melihat beberapa teman juga takut, entah kenapa aku jadi tidak takut lagi otakku mengatakan "jangan takut dep, Tuhan masih ada" iya begitu akhirnya aku mencoba menenangkan teman yang duduk didekatku "udah ga usah takut udah dekat darmaganya, itu udah kelihatan" yang memang sudah dekat..hahaa

Mengalami kejadian-kejadian badai akhir-akhir ini membuat saya merasa semakin kuat dan mengalami kasih Tuhan yang semakin nyata dalam kehidupan saya. Teringat akan salah satu ayat alkitab,
2 Korint 12:9 (SIMALUNGUN)  Jadi nini ma hu bangku, “Sungkup do idop ni uhur-Hu bam, ai ibagas hagalekon do gabe gok hagogohon. ” Ase dearan ma hupuji diringku halani hagalekon, ase sogop bangku hagogohon ni Kristus.

Iya, justru dalam kelemahankulah kuasa Tuhan menjadi sempurna, aku dikuatkan olehNya karena bagiku kasih karunia Tuhan sangat cukup dalam hidupku.

Akhirnya, perjalanan laut kami berakhir dan kami tiba dengan selamat di Pulau Tanah Masa (Baluta) ini. Setelah tiba di base, hujan kembali mengguyur tanah ini dan badai berlanjut hingga hari ini, beberapa kegiatan harus di cancel karena hujan yang tidak kunjung berhenti, pakaian sudah banyak yang basah, alhasil harus hemat pakai baju..haha

Cerita tentang badai, teringat kembali kejadian beberapa bulan yang lalu, tepatnya bulan juli ketika kapal yang kami tumpangi hendak kembali ke Baluta, hampir saja terbalik karena diterjang ombak pantai. Kejadian ini terjadi di Pulau Jeke, pulau terjauh yang menjadi area pelayanan kami sekitar 4-5 jam dari Baluta, yang menyebabkan kami harus tinggal 1 malam lagi di desa ini karena kapal kami rusak kena banting karang. Desa ini terletak dipinggir pantai laut lepas, jadi ombaknya sangat besar dan banyak karang dipinggiran pantai, jika masuk atau keluar pulau ini harus mengitung ombak kata penduduk sini yang nota bene kami tidak mengerti perhitungannya..hahaa

Baluta, Tanah Masa.
7 desember 2016.
Aku percaya, Aku punya Tuhan yang BESAAAAAAAAAAAR (tak terhingga) dibandingkan ombak-ombak ini bahkan ombak laut lepas ini sekalipun, karena ini semua dibawah kekuasaanNya..hehe

*untuk pengertian ombak dan gelombang ditulisan ini saya samakan saja..haha walaupun secara fisika itu berbeda.

No comments:

Post a Comment